Inilah kegiatan temen2 OCP Paiton goweser PLTU 1&2 temen2 kantor ane
dengan falsafahnya go green for the earth
Tanah masih basah bekas hujan tadi malam. Embun pagi belum pudar dari pucuk-pucuk dedaunan yang hijau. Matahari tak mampu menembus pekatnya kabut tebal yang menyelimuti lereng pegunungan Argopuro di selatan sana. Hawa pagi ini sangat bersahabat sekali bagi kami, goweser OCP, untuk kembali mengayuh sepeda menjelajahi keramahan sang alam. Selasa, 20 Desember 2011, berlima saja kami berangkat dari markas OCP di Perumahan Sukodadi, Paiton karena kebetulan jadwal kerja dan libur kami yang tak lazim seperti umumnya para pekerja kantoran yang bisa dipastikan setiap Sabtu dan Minggu libur. Justru dengan jadwal yang tak lazim inilah kami bisa memiliki waktu lebih banyak untuk melakukan kegiatan di luar seperti hari ini.
Walaupun awalnya perjalanan gowes pagi ini tidak terlalu bergairah dan berjalan biasa saja, namun setelah rute diarahkan menuju Sentul, semangat kami menjadi bangkit berlipat ganda. Bagi goweser OCP pastinya sudah tahu maksud sesungguhnya jika arah tujuan kesana. Apalagi kalau bukan durian-durian berbagai varian yang sudah sangat terkenal sekali dari daerah Sentul, Kecamatan Gading ini. Tepatnya di perkebunan Sata Harum yang notabene adalah masih anak perusahaan PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk yang antara lain memproduksi makanan olahan siap santap yang digemari anak-anak saat ini yaitu ; sosis. PT Sata Harum saat ini lebih fokus mengelola tanaman mangga Arumanis. Dan kini PT. Sata Harum dikenal sebagai pemasok buah lokal mangga Arumanis untuk pangsa Surabaya,Jakarta bahkan Singapura.
Sebenarnya sudah beberapa kali kawan-kawan OCP Paiton melakukan kunjungan ke Sata Harum, tapi itu sudah lama sekali ketika masih dikelola oleh Bapak Nursyamsu dkk.
Setelah melewati perjalanan sejauh kurang lebih 23 kilometer, sampailah kami di dusun Betek, Desa Sentul, Kecamatan Gading, Probolinggo. Tidak ada papan nama yang menunjukkan keberadaan perkebunan ini, kecuali jika sudah familiar dengan lingkungan sekitar hingga akhirnya dengan pedenya sepeda kami bawa memasuki pintu gerbang sebuah kantor kecil disamping area tanaman mangga yang luas sekali. Setelah sepeda kami parkir di halaman, tiba-tiba muncul dari dalam kantor seorang bapak mengenakan kaos oblong putih bercelana pendek yang ramah sekali menyambut kedatangan kita. Sedikit kaget ternyata pengelola Sata Harum sekarang telah berganti personil dari yang pernah kami kunjungi dahulu.
Setelah ngobrol-ngobrol dengan si bapak, akhirnya kami tahu bahwa beliau adalah Pak Purbo Winarno yang sekarang punya kewenangan untuk mengelola PT. Sata Harum ini. Beliau dibantu oleh beberapa rekannya antara lain Pak Jarwo, dan Pak Ermadi. Dan belakangan saya juga tahu bahwa ternyata Pak Purbo adalah seorang pendiri dan pimpinan Pusat Pelatihan Pertanian Terpadudan Akrab Lingkungan (PPPTAL), beliau juga pendiri dari Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (MAPORINA) yang didirikan pada tahun 2000, pemrakarsa dan ketua umum Asosiasi Produsen Organik Indonesia (APOI) 2002-sekarang, dan anggota task force Otoritas Kompeten Pangan Organik-Departemen Pertanian RI.
Beliau juga nampak welcome dan antusias sekali ingin bergabung dengan Onthel Club Paiton, karena sebenarnya beliau sangat ingin memanfaatkan area perkebunannya bisa dipakai untuk hal-hal kegiatan out door seperti funbike, outbond dan sejenisnya. Dengan senang hati beliau mempersilakan kami untuk berkeliling-keliling di area kebun PT. Sata Harum yang luasnya hampir 100 hektar itu. Kami malah diberinya peta area perkebunan untuk memilih sendiri track mana yang akan kami jelajahi. Wah...seneng banget rasanya bisa berkenalan dengan bapak ini, nggak rugi jauh-jauh dari Paiton ngonthel datang kesini. Kadang – kadang sesuatu yang tidak direncanakan itu hasilnya bisa melebihi dari yang kita kira. Seperti gowes pagi ini misalnya. Siapa sangka dari hobi sepedahan yang tiap hari kita lakoni, bisa bertemu dengan orang-orang yang bisa memberikan inspirasi pada kita. Pak Purbo yang meskipun berlatar belakang pendidikan dari disiplin ilmu ekonomi dengan gelar sarjana, master dan doktoralnya, sangat peduli dengan dunia pertanian di tanah air kita ini. Pria asal Pati, Jawa Tengah ini memiliki roh petani yang terus mengalir di jiwanya sehingga pada tahun 1998 beliau mendirikan sebuah diklat pertanian yang diberi nama Pusat Pelatihan Pertanian Terpadudan Akrab Lingkungan (PPPTAL).
Penjelajahan pun dimulai. Berbekal peta dari pak Purbo kami langsung meluncur menuju kebun durian. Disela-sela ratusan atau bahkan ribuan tanaman mangga yang tersebar diseluruh penjuru kebun, beriringan kami berlima menapaki rute yang ada. Beruntung hujan tadi malam tidak membuat tanah di area perkebunan menjadi becek. Karena biasanya jika hujan cukup deras, bisa dipastikan jalan di area perkebunan tersebut tidak akan bisa dilalui dengan menggunakan sepeda. Beberapa track cukup memacu adrenalin. Ada turunan yang berliku ditepi sungai kering yang langsung terhubung dengan jembatan darurat yang terbuat dari bambu. Ada pula tanjakan ringan yang pastinya seru untuk adu gengsi dan pamer kemampuan kepada kawan lain jika untuk melewatinya saja terpaksa harus dituntun, apalagi didorong.
Saya agak kecewa setelah sampai di kebun durian yang saya yakin disitulah dulu tempatnya. Sebab puluhan pohon durian disana telah rata dengan tanah alias sudah ditebang. Dengan alasan terlalu tinggi ataupun terlalu banyak pencurinya sehingga akhirnya pengelola melakukan penebangan besar-besaran. Menurut informasi pengelola disana rencananya akan dibuat kolam ikan yang bekerja sama dengan dinas perikanan setempat.
Banyak sekali kejadian-kejadian seru ditengah penjelajahan kami. Misalnya ketika kami kebingungan menentukan arah yang harus kita pilih. Karena kami tidak tahu posisi kami berada dimana pada peta yang kami bawa. Akhirnya terpaksa kami berspekulasi untuk mengambil jalur. Sempat beberapa kali berhenti karena bingung mau kemana.
Area yang super luas itu telah berhasil membuat kami tersesat dan bingung sesaat. Namun masih untung kami tidak keluar dari jalur yang terdapat di peta. Ada juga kejadian sial yang sempat saya alami. Tiba-tiba hape disaku celana saya berbunyi, ketika tangan kanan saya sibuk mengangkat hape, tangan kiri saya hilang kendali hingga melindas batu sebesar kepala. Spontan sepeda saya jumping hingga tubuh saya terpelanting jatuh terguling ke tanah. Untungnya air bag alias perut buncit saya telah berjasa menyelamatkan saya karena mampu menahan benturan stang sepeda sehingga tidak terjadi hal yang lebih parah. Lain lagi dengan si Wawan yang mengalami sedikit masalah dengan rantai sepedanya. Tetapi kendala ini masih bisa diatasi meskipun darurat hingga akhirnya bisa melanjutkan perjalanan.
Saran saya, jika suatu saat Anda kesini, lebih baik membawa benda atau apapun yang bisa digunakan untuk menandai jalur yang Anda lewati agar tidak tersesat. Jika tidak, bisa-bisa anda akan berputar-putar terus mengelilingi kebun tanpa bisa menemukan jalan kembali.
Setelah puas berpetualang mengelilingi area perkebunan selama kurang lebih satu setengah jam, di posko sudah menyambut buah mangga yang asli masak pohon dan durian montong dengan ukuran yang lumayan besar. Sebelumnya Pak Purbo memang sudah berpesan kepada kami, “silakan keliling-keliling dulu nanti kalo pingin makan mangga disini saja”.
Waktu sudah menunjukkan hampir jam sebelas siang,
Sambil melihat para pekerja yang sedang membersihkan buah mangga sebelum dikemas, kami beristirahat disamping kantor sambil menikmati sajian yang telah disediakan. Hanya sayangnya durian montong gede ini rasanya tidak semanis seperti yang kita harapkan. Karena curah hujan yang tinggi membuat kualitas durian jadi jelek. Kadar airnya terlalu banyak sehingga agak lembek dan cenderung anyep kata orang Jawa. Tapi masih ada beberapa yang lain yang bisa untuk dinikmati. Mantab.....
Kurang lebih ada 60 pekerja di perkebunan ini. Termasuk pegawai administrasi, teknisi dan lapangan.
Mangga-mangga ini harus melewati beberapa tahapan sebelum di jual ke konsumen.
Sebelum dipilah (grading), mangga disortir, kemudian dicuci, dan dilap. Mangga lalu dikelompokkan berdasarkan bobot dan kemulusan dagingnya. Mangga berbobot 550 gram masuk kualitas super, 450—550 gram kualitas A, 350—450 gram kualitas B, dan 300—350gram kualitas C.
Mangga yang dipilih harus berkulit mulus, tidak ada cacat gesekan (cacat fisik kulit), dan bebas lalat buah. Caranya, 1,5 bulan sebelum polimerasi buah harus dibungkus dengan koran atau kertas transparan. Waktu panen juga berkaitan dengan kualitas mangga dan umur yang bagus untuk panen sekitar 97—114 hari.
tibalah saatnya untuk pamit. Sebelum pamit kami menyempatkan untuk berfoto bersama dan saling bertukar nomor hape. Pak Purbo masih berharap diadakannya event-event seperti ini atau yang lain lagi di area perkebunan yang dikelolanya. Kami pun akan berusaha mewujudkan keinginannya dengan berjanji untuk mengkoordinasikan dengan pengurus OCP yang lain. Dengan sedikit basa-basi saya menanyakan berapa yang harus kami bayar untuk semua fasilitas dan jamuan yang sudah kami santap dan nikmati tadi. Namun lagi-lagi kebaikan Pak Purbo ini membuat kami semakin tidak enak hati, karena semua beliau berikan secara GRATIS !!
dari kiri : Purbo Winarno, Restu BS, R. Harmoko, Ardiyan SU, Pak Jarwo, Rahmawan, Efendi S.
Terimakasih banyak lho, pak. Jangan kapok jika kami datang lagi kesini.
Ada sedikit penyesalan dalam perjalanan menuju pulang. Kalau tahu gratis gitu, mendingan tadi saya bawa pulang buat oleh-oleh, pak......hehehe.
Posted by : restu bs.
dengan falsafahnya go green for the earth
Tanah masih basah bekas hujan tadi malam. Embun pagi belum pudar dari pucuk-pucuk dedaunan yang hijau. Matahari tak mampu menembus pekatnya kabut tebal yang menyelimuti lereng pegunungan Argopuro di selatan sana. Hawa pagi ini sangat bersahabat sekali bagi kami, goweser OCP, untuk kembali mengayuh sepeda menjelajahi keramahan sang alam. Selasa, 20 Desember 2011, berlima saja kami berangkat dari markas OCP di Perumahan Sukodadi, Paiton karena kebetulan jadwal kerja dan libur kami yang tak lazim seperti umumnya para pekerja kantoran yang bisa dipastikan setiap Sabtu dan Minggu libur. Justru dengan jadwal yang tak lazim inilah kami bisa memiliki waktu lebih banyak untuk melakukan kegiatan di luar seperti hari ini.
Walaupun awalnya perjalanan gowes pagi ini tidak terlalu bergairah dan berjalan biasa saja, namun setelah rute diarahkan menuju Sentul, semangat kami menjadi bangkit berlipat ganda. Bagi goweser OCP pastinya sudah tahu maksud sesungguhnya jika arah tujuan kesana. Apalagi kalau bukan durian-durian berbagai varian yang sudah sangat terkenal sekali dari daerah Sentul, Kecamatan Gading ini. Tepatnya di perkebunan Sata Harum yang notabene adalah masih anak perusahaan PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk yang antara lain memproduksi makanan olahan siap santap yang digemari anak-anak saat ini yaitu ; sosis. PT Sata Harum saat ini lebih fokus mengelola tanaman mangga Arumanis. Dan kini PT. Sata Harum dikenal sebagai pemasok buah lokal mangga Arumanis untuk pangsa Surabaya,Jakarta bahkan Singapura.
Sebenarnya sudah beberapa kali kawan-kawan OCP Paiton melakukan kunjungan ke Sata Harum, tapi itu sudah lama sekali ketika masih dikelola oleh Bapak Nursyamsu dkk.
Setelah melewati perjalanan sejauh kurang lebih 23 kilometer, sampailah kami di dusun Betek, Desa Sentul, Kecamatan Gading, Probolinggo. Tidak ada papan nama yang menunjukkan keberadaan perkebunan ini, kecuali jika sudah familiar dengan lingkungan sekitar hingga akhirnya dengan pedenya sepeda kami bawa memasuki pintu gerbang sebuah kantor kecil disamping area tanaman mangga yang luas sekali. Setelah sepeda kami parkir di halaman, tiba-tiba muncul dari dalam kantor seorang bapak mengenakan kaos oblong putih bercelana pendek yang ramah sekali menyambut kedatangan kita. Sedikit kaget ternyata pengelola Sata Harum sekarang telah berganti personil dari yang pernah kami kunjungi dahulu.
Setelah ngobrol-ngobrol dengan si bapak, akhirnya kami tahu bahwa beliau adalah Pak Purbo Winarno yang sekarang punya kewenangan untuk mengelola PT. Sata Harum ini. Beliau dibantu oleh beberapa rekannya antara lain Pak Jarwo, dan Pak Ermadi. Dan belakangan saya juga tahu bahwa ternyata Pak Purbo adalah seorang pendiri dan pimpinan Pusat Pelatihan Pertanian Terpadudan Akrab Lingkungan (PPPTAL), beliau juga pendiri dari Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (MAPORINA) yang didirikan pada tahun 2000, pemrakarsa dan ketua umum Asosiasi Produsen Organik Indonesia (APOI) 2002-sekarang, dan anggota task force Otoritas Kompeten Pangan Organik-Departemen Pertanian RI.
Beliau juga nampak welcome dan antusias sekali ingin bergabung dengan Onthel Club Paiton, karena sebenarnya beliau sangat ingin memanfaatkan area perkebunannya bisa dipakai untuk hal-hal kegiatan out door seperti funbike, outbond dan sejenisnya. Dengan senang hati beliau mempersilakan kami untuk berkeliling-keliling di area kebun PT. Sata Harum yang luasnya hampir 100 hektar itu. Kami malah diberinya peta area perkebunan untuk memilih sendiri track mana yang akan kami jelajahi. Wah...seneng banget rasanya bisa berkenalan dengan bapak ini, nggak rugi jauh-jauh dari Paiton ngonthel datang kesini. Kadang – kadang sesuatu yang tidak direncanakan itu hasilnya bisa melebihi dari yang kita kira. Seperti gowes pagi ini misalnya. Siapa sangka dari hobi sepedahan yang tiap hari kita lakoni, bisa bertemu dengan orang-orang yang bisa memberikan inspirasi pada kita. Pak Purbo yang meskipun berlatar belakang pendidikan dari disiplin ilmu ekonomi dengan gelar sarjana, master dan doktoralnya, sangat peduli dengan dunia pertanian di tanah air kita ini. Pria asal Pati, Jawa Tengah ini memiliki roh petani yang terus mengalir di jiwanya sehingga pada tahun 1998 beliau mendirikan sebuah diklat pertanian yang diberi nama Pusat Pelatihan Pertanian Terpadudan Akrab Lingkungan (PPPTAL).
Penjelajahan pun dimulai. Berbekal peta dari pak Purbo kami langsung meluncur menuju kebun durian. Disela-sela ratusan atau bahkan ribuan tanaman mangga yang tersebar diseluruh penjuru kebun, beriringan kami berlima menapaki rute yang ada. Beruntung hujan tadi malam tidak membuat tanah di area perkebunan menjadi becek. Karena biasanya jika hujan cukup deras, bisa dipastikan jalan di area perkebunan tersebut tidak akan bisa dilalui dengan menggunakan sepeda. Beberapa track cukup memacu adrenalin. Ada turunan yang berliku ditepi sungai kering yang langsung terhubung dengan jembatan darurat yang terbuat dari bambu. Ada pula tanjakan ringan yang pastinya seru untuk adu gengsi dan pamer kemampuan kepada kawan lain jika untuk melewatinya saja terpaksa harus dituntun, apalagi didorong.
Saya agak kecewa setelah sampai di kebun durian yang saya yakin disitulah dulu tempatnya. Sebab puluhan pohon durian disana telah rata dengan tanah alias sudah ditebang. Dengan alasan terlalu tinggi ataupun terlalu banyak pencurinya sehingga akhirnya pengelola melakukan penebangan besar-besaran. Menurut informasi pengelola disana rencananya akan dibuat kolam ikan yang bekerja sama dengan dinas perikanan setempat.
Banyak sekali kejadian-kejadian seru ditengah penjelajahan kami. Misalnya ketika kami kebingungan menentukan arah yang harus kita pilih. Karena kami tidak tahu posisi kami berada dimana pada peta yang kami bawa. Akhirnya terpaksa kami berspekulasi untuk mengambil jalur. Sempat beberapa kali berhenti karena bingung mau kemana.
Area yang super luas itu telah berhasil membuat kami tersesat dan bingung sesaat. Namun masih untung kami tidak keluar dari jalur yang terdapat di peta. Ada juga kejadian sial yang sempat saya alami. Tiba-tiba hape disaku celana saya berbunyi, ketika tangan kanan saya sibuk mengangkat hape, tangan kiri saya hilang kendali hingga melindas batu sebesar kepala. Spontan sepeda saya jumping hingga tubuh saya terpelanting jatuh terguling ke tanah. Untungnya air bag alias perut buncit saya telah berjasa menyelamatkan saya karena mampu menahan benturan stang sepeda sehingga tidak terjadi hal yang lebih parah. Lain lagi dengan si Wawan yang mengalami sedikit masalah dengan rantai sepedanya. Tetapi kendala ini masih bisa diatasi meskipun darurat hingga akhirnya bisa melanjutkan perjalanan.
Saran saya, jika suatu saat Anda kesini, lebih baik membawa benda atau apapun yang bisa digunakan untuk menandai jalur yang Anda lewati agar tidak tersesat. Jika tidak, bisa-bisa anda akan berputar-putar terus mengelilingi kebun tanpa bisa menemukan jalan kembali.
Setelah puas berpetualang mengelilingi area perkebunan selama kurang lebih satu setengah jam, di posko sudah menyambut buah mangga yang asli masak pohon dan durian montong dengan ukuran yang lumayan besar. Sebelumnya Pak Purbo memang sudah berpesan kepada kami, “silakan keliling-keliling dulu nanti kalo pingin makan mangga disini saja”.
Sambil melihat para pekerja yang sedang membersihkan buah mangga sebelum dikemas, kami beristirahat disamping kantor sambil menikmati sajian yang telah disediakan. Hanya sayangnya durian montong gede ini rasanya tidak semanis seperti yang kita harapkan. Karena curah hujan yang tinggi membuat kualitas durian jadi jelek. Kadar airnya terlalu banyak sehingga agak lembek dan cenderung anyep kata orang Jawa. Tapi masih ada beberapa yang lain yang bisa untuk dinikmati. Mantab.....
Mangga-mangga ini harus melewati beberapa tahapan sebelum di jual ke konsumen.
Mangga yang dipilih harus berkulit mulus, tidak ada cacat gesekan (cacat fisik kulit), dan bebas lalat buah. Caranya, 1,5 bulan sebelum polimerasi buah harus dibungkus dengan koran atau kertas transparan. Waktu panen juga berkaitan dengan kualitas mangga dan umur yang bagus untuk panen sekitar 97—114 hari.
tibalah saatnya untuk pamit. Sebelum pamit kami menyempatkan untuk berfoto bersama dan saling bertukar nomor hape. Pak Purbo masih berharap diadakannya event-event seperti ini atau yang lain lagi di area perkebunan yang dikelolanya. Kami pun akan berusaha mewujudkan keinginannya dengan berjanji untuk mengkoordinasikan dengan pengurus OCP yang lain. Dengan sedikit basa-basi saya menanyakan berapa yang harus kami bayar untuk semua fasilitas dan jamuan yang sudah kami santap dan nikmati tadi. Namun lagi-lagi kebaikan Pak Purbo ini membuat kami semakin tidak enak hati, karena semua beliau berikan secara GRATIS !!
Terimakasih banyak lho, pak. Jangan kapok jika kami datang lagi kesini.
Ada sedikit penyesalan dalam perjalanan menuju pulang. Kalau tahu gratis gitu, mendingan tadi saya bawa pulang buat oleh-oleh, pak......hehehe.
Posted by : restu bs.
Posts
